Kamis, 27 Desember 2018

SISTEM PAKAR MENDIAGNOSA PENYAKIT KISTA OVARIUM DENGAN MENGGUNAKAN METODE BAYES

JUDUL    : SISTEM PAKAR MENDIAGNOSA PENYAKIT KISTA OVARIUM DENGAN MENGGUNAKAN METODE BAYES
PENULIS: AGUSTINA


Latar Belakang Jurnal

Kesehatan merupakan hal yang sangat penting dalam kehidupan, kesadaran akan pola hidup yang sehat terkadang masih terabaikan. Sehingga banyak gejala dan penyakit yang timbul akibat pola hidup dan pola makan yang tidak teratur, salah satunya adalah penyakit kista ovarium. Diagnosa adalah proses yang dilakukan untuk mengenali atau mengetahui terdapatnya keadaan yang tidak wajar atau alamiah dan meneliti adanya abnormalitas serta menetapkan penyebabnya diterapkan untuk membuat rencana perawatan pada suatu penyakit. Sistem pakar merupakan program komputer dapat meniru proses pemikiran dan pengetahuan pakar untuk menyelesaikan suatu masalah yang spesifik. Diagnosa penyakit dengan menggunakan sistem pakar akan mencatat gejala-gejala dari penderita dan akan mendiagnosa jenis penyakitnya yang berbasis pada pengetahuan yang didapat dari seorang pakar. Metode untuk mendapatkan diagnosa kista ovarium maka diterapkan dengan menggunakan metode bayes dengan hasil bobot nilai.

Tujuan Penulis

1. Untuk mendiagnosa penyakit kista ovarium
2. Untuk menerapkan metode bayes dalam
membuat sistem pakar diagnosa penyakit kista
ovarium
3. Untuk merancang sistem dalam pembutan
program

Metode Penulis

1. Pengumpulan Data
Pengumpulan data diperlukan sebagai refrensi dalam pengerjaan skripsi. dengan mengumpulkan data-data teori dan mempelajari buku-buku, halaman internet yang berhubungan dengan materi yang
dibahas serta dari perpustakaan sebagai landasan dalam penyusunan skripsi penulis.
2. Perancangan Interface
Perancangannya terdiri dari :
a. Perancangan data Flow yaitu merupakan aliran data yang menggambarkan data diproses oleh sistem.
b. Perancangan basis pengetahuan diperlukan untuk memahami serta menyelesaikan masalah yang digunakan untuk pengambilan kesimpulan yang merupakan hasil dari proses. Pada perancangan basis pengetahuan menggunakan IF-THEN rule.
c. Perancangan basis data, Pembuatan tabel dan relasi antar tabel sebagai wadah penyimpanan data yang diperlukan pada sistem.

Review Singkat

Ruled basis sistem merupakan salah satu komponen yang ada di dalam sistem pakar. Aturan tersebut biasanya berbentuk IF-THEN. Rule basis sistem atau sistem berbasis aturan yaitu cara untuk menyimpan dan memanipulasi pengetahun untuk menginterprestrasikan informasi dalam cara yang
bermanfaat. Kaidah dalam basis pengetahuan adalah sebagai berikut :
Rule 1 :
If pasien mengalami Penambahan jumlah
cairan dalam indung telur.
And Nyeri yang hebat.
And Perut berasa penuh
Then pasien megalami penaykit Kista Serosum

Persoalan ini adalah persoalan contoh perhitungan Teorema Bayes untuk penyakit kista ovarium evidence tunggal G dan hipotesis ganda JK1, JK2, JK3... Jk.
Diketahui :
P(E) = P(G1) = 0,9
P(H) = P(JK1) = 3/18 = 0,16
Maka pasien tidak mengalami penyakit kista serosum
P(E) = P(G1) = 0,9
P(H) = P(JK2) = 5/18 = 0,27
Maka pasien tidak mengalami penyakit kista musinosum
P(E) = P(G1) = 0,9
P(H) = P(JK3) = 6/18 = 0,33
Maka pasien mungkin mengalami penyakit kista dermoid
P(E) = P(G1)=0,9
P(H) = P(JK4)=4/18 = 0,22
Maka pasien tidak mengalami penyakit kista endometriosis

Tampak bahwa setelah evidence G1 teramati, kepercayaan terhadap hipotesis JK1 berkurang
dengan JK2 bertambah, kepercayaan terhadap hipotesis JK3 dengan JK4 berkurang. Misalkan setelah
kita mengamati evidence G1,kemudian teramati pula adanya evidence G2 , hitung probabilitas terjadinya hipotesis :
a. JK1 jika kemudian teramati pula adanya evidence G2.
b. JK2 jika kemudian teramati pula adanya evidence G2.
c. JK3 jika tidak teramati adanya evidence G2.
d. JK4 jika tidak teramati adanya evidence G2

Untuk menghitung probabilatas dari G3, G4…Gm dan JK1,JK2,JKm, baik tunggal maupun ganda dapat dilakukan dengan cara yang sama. Berikut contoh perhitungan teorema bayes untuk penyakit kista ovarium evidence tunggal E dan hipotesis tunggal H. Sebagai contoh Gejala 1(G1) pada JK4
P(E)=P(G1)=0,8
P(H) =P(JK1)=4/18 = 0,22
Maka nilai probabilitas dari pada JK4 belum termasuk ke dalam gejala. Setelah evidence G1 G3 G5 G7 G12 teramati, maka dapat dihitung probabilitas dari keseluruhan gejala di mana :
Total bayes = Bayes1 + Bayes2 + Bayes
3+Bayes4+Bayes5
= 0,22+0,18+0,20+0,22+0,15 = = 1%
Tampak bahwa evidence G1,G5, G8,G10,G14 teramati, kepercayaan terhadap JK4 bertambah dan
merupakan penyakit Kista Endometriosi (JK4).

Kelebihan

Metode Bayes mempunyai berbagai keuntungan jika dibandingkan dengan beberapa teori lainnya, yaitu:
1. Interpolation
Metode Bayes menghubungkan segala hal dengan teori-teori engineering. Pada saat berhadapan dengan suatu masalah, terdapat pilihan mengenai seberapa besar waktu dan usaha yang dilakukan oleh manusia dengan komputer. Pada saat membuat suatu sistem, terlebih dahulu diharuskan untuk membuat sebuah model keseluruhan dan ditentukan faktor pengontrol pada model tersebut.
2. Language
Metode Bayes mempunyai bahasa tersendiri untuk menetapkan hal-hal yang prior dan posterior. Hal ini secara signifikan membantu pada saat menyelesaikan bagian yang sulit dari sebuah solusi.
3. Intuitions
Metode Bayes melibatkan prior dan integration, dua aktivitas yang berguna secara luas. Bayes probabilitas adalah teori terbaik dalam menghadapi masalah estimasi dan penarikan kesimpulan. Metode Bayes dapat digunakan untuk penarikan kesimpulan pada kasus-kasus dengan multiple source of measurement yang tidak dapat ditangani oleh metode lain seperti model hierarki yang
kompleks. Dengan keuntungan-keuntungan di atas, dapat dikatakan bahwa Bayes merupakan
suatu metode yg cukup kuat.
 

Saran

Ada pun saran yang diperoleh oleh penulis adalah sebagai berikut :
1. Aplikasi ini masih membutuhkan pengembangan secara berkala karena masih jauh dari
kesempurnaan.
2. Sebaiknya menggunakan lebih dari satu metode atau menggunakan metode yang lain untuk dapat
mendiagnosa penyakit kista ovarium.
3. Sistem pakar diagnosa penyakit kista ovarium sebaiknya dikembangkan lebih lanjut dengan
menambahkan gejala yang lebih spesifik dan pertanyaan yang lebih terarah.

Kesimpulan

Ada pun kesimpulan yang diperoleh oleh penulis adalah sebagai berikut :
1. Sistem ini mampu mempermudah para medis untuk menghasilkan diagnosa penyakit kista
ovarium.
2. Metode bayes dapat membangun sistem pada diagnosa penyakit kista ovarium.

Daftar Pustaka

https://www.ilmuskripsi.com/2016/06/jurnal-sistem-pakar-mendiagnosa.html



Nama: Nada Nabilah
NPM  : 15116240
Kelas : 3KA07








 

Selasa, 06 November 2018

Sistem Pakar

Apa itu sistem pakar?

Sistem pakar (expert system) adalah sistem yang berusaha mengadopsi pengetahuan manusia ke komputer, agar komputer dapat menyelesaikan masalah seperti yang biasa dilakukan oleh para ahli. Ahli yang dimaksud disini adalah orang yang mempunyai keahlian khusus yang dapat menyelesaikan masalah yang tidak dapat diselesaikan orang awam. Contohnya dokter, mekanik, psikolog, dan lain-lain. Intinya, sistem pakar adalah suatu sistem komputer yang bisa menyamai atau meniru kemampuan seorang pakar.

Mengapa ada sistem pakar?

Sistem pakar (expert system) sendiri merupakan paket perangkat lunak atau paket program komputer yang ditujukan sebagai penyedia nasihat dan sarana bantu dalam memecahkan masalah di bidang-bidang spesialisasi tertentu seperti sains, perekayasaan, matematika dan sebagainya. Selain itu:
  • Dapat menyediakan kepakaran setiap waktu dan di berbagai lokasi.
  • Secara otomatis mengerjakan tugas-tugas rutin yang membutuhkan seorang pakar.
  • Seorang pakar akan pensiun atau pergi. 
  • Menyewa pakar membutuhkan biaya mahal. 

Manfaat sistem pakar

Secara garis besar, banyak manfaat yang dapat diambil dengan adanya sistem pakar, antara lain : 
1. Memungkinkan orang awam bisa mengerjakan pekerjaan para ahli.
2. Meningkatkan output dan produktivitas.
3. Meningkatkan kualitas.
4. Mampu melestarikan keahlian para pakar (terutama yang termasuk keahlian langka). 
5. Mampu beroperasi dalam lingkungan yang berbahaya.
6. Memiliki reliabilitas.
7. Memiliki kemampuan untuk bekerja dengan informasi yang tidak lengkap dan tidak pasti.
8. Sebagai media pelengkap dalam pelatihan.
9. Meningkatkan kapabilitas dalam penyelesaian masalah.

Contoh Penerapan Sistem Pakar

  • Bidang Biologi: MYCIN. MYCIN merupakan program interaktif yang melakukan diagnosis penyakit miningitis dan infeksi bacremia serta memberikan rekomendasi terapi antimikrobia seperti menyarankan jenis obat dan dosisnya untuk penyembuhan.
  • Bidang Kimia: DENDRAL. DENDRAL adalah  sistem pakar untuk analisis struktur molekul suatu senyawa yang belum diketahui. Senyawa yang belum diketahui tersebut dianalisis dengan menggunakan “mass spectrometer” dan “nuclear magnetic reconancy equipment”. Data hasil analisis tersebut dimasukkan ke DENDRAL yang akan membuat struktur molekulnya.
  • Bidang Arsitektur: BERT atau Brickwork exPERT. BERT adalah sistem pakar untuk mendesain bangunan. BERT digunakan untuk memeriksa sebuah disain bangunan, kemudian memberikan beberapa rekomendasi untuk perbaikan. Inputnya bisa dalam bentuk gambar.
Kesimpulan

Sistem pakar sangatlah dibutuhkan oleh manusia sebagai sarana alternatif yang lebih fleksibel, mudah dan murah dalam menyelesaikan persoalan yang ada. Meskipun merupakan sebuah pilihan alternatif, tetapi sistem pakar memiliki kemampuan yang bisa dianggap setara dengan ahli pakar biasanya.
Namun, meskipun memiliki kemampuan yang setara, sistem pakar tetaplah tak bisa berdiri sendiri. Jadi, dalam pengimplementasiannya tetap dibutuhkan campur tangan manusia. Misal, tetap menggunakannya sebagai keputusan akhir dari suatu pemecahan masalah.

Sumber

https://id.wikipedia.org/wiki/Sistem_pakar
https://3onoikom.wordpress.com/materi-kuliah/sistem-pakar/
https://irvannurhuda.wordpress.com/category/kecerdasan-buatan/sistem-pakar/
https://www.kajianpustaka.com/2016/10/pengertian-tujuan-dan-struktur-sistem-pakar.html

Senin, 15 Oktober 2018

Teknologi Sistem Cerdas & Kecerdasan Buatan

Pengertian Teknologi Sistem Cerdas

Sistem cerdas adalah sistem yang dapat mengadopsi sebagaian kecil dari tingkat kecerdasan manusia untuk berinteraksi dengan keadaan eksternal suatu sistem. Sebagian kecil dari tingkat kecerdasan itu antara lain: kemampuan untuk dilatih, mengingat kembali kondisi yang pernah dialami, mengolah data-data untuk memberikan aksi yang tepat sesuai yang telah diajarkan, dan kemampuan menyerap kepakaran seorang ahli melalui perintah yang dituliskan dalam sebuah bahasa pemrograman tertentu. Sistem cerdas adalah sistem yang menerapkan kecerdasan buatan. Jadi, “kecerdasan” inilah yang diciptakan untuk kemudian dimasukkan ke dalam suatu mesin atau komputer.

Pengertian Artificial Intelligent/Kecerdasan Buatan

Artificial Intelligence atau AI adalah kemampuan dari sebuah komputer untuk berfikir seperti manusia bahkan lebih baik dibandingkan manusia . Dalam bahasa Indonesia Artificial Inteligence atau AI artinya Kecerdasan Buatan , biasanya sebuah sistem AI memiliki kemampuan untuk memperoleh informasi baru yang akan dikumpulkan agar sistem AI menjadi lebih cerdas lagi .
Artificial Intelligence biasanya berbentuk mesin atau software , tujuan dari AI ini adalah untuk menggantikan peran manusia agar sebuah pekerjaan atau pemecahan suatu masalah dapat lebih mudah dan efisien .

Perbedaan Kecerdasan Buatan dengan Kecerdasan Alami


Adapun perbedaan antara kecerdasan buatan dengan kecerdasan alami adalah
Kecerdasan buatan lebih bersifat permanen, sedangkan kecerdasan alami tidak permanen (hal ini karena sifat manusia yang pelupa).
Kecerdasan buatan lebih mudah disalin dan dipindah daripada kecerdasan alami. Menyediakan layanan komputer lebih mudah dan murah daripada mendatangkan seseorang untuk mengerjakan sejumlah pekerjaan dalam waktu yang sangat lama.
Kecerdasan buatan bersifat konsisten karena merupakan bagian dari teknologi komputer, sedangkan kecerdasan alami dapat berubah-ubah.
Kecerdasan buatan tidak kreatif karena untuk menambah pengetahuan harus melalui sistem yang dibangun, sedangkan kecerdasan alami lebih kreatif soalnya manusia memiliki kemampuan untuk menambah pengetahuan. 

Sejarah Artifical Intelligent

Istilah AI pertama kali dikemukakan pada tahun 1956 di Konferensi Darthmouth. 
Sejak saat itu, AI terus dikembangkan sebab berbagai penelitian mengenai teori-
teori dan prinsip-prinsipnya juga terus berkembang. Meskipun istilah AI baru muncul 
tahun 1956, tetapi teori-teori yan mengarah ke AI sudah muncul sejak tahun 1941. 
Berikut tahapan-tahapan sejarah perkembangan AI :

Era Komputer Elektronik (1941)
Pada tahun 1941 telah ditemukan alat penyimpanan dan pemrosesan informasi. Penemuan tersebut dinamakan komputer elektronik yang dikembangkan di USA dan Jerman. Komputer pertama ini memerlukan ruangan yang luas dan ruang AC yang terpisah. Saat itu komputer melibatkan konfigurasi ribuan kabel untuk menjalankan suatu program. Hal ini sangat merepotkan para programmer.
Pada tahun 1949, berhasil dibuat komputer yang mampu menyimpan program sehingga membuat pekerjaan untuk memasukkan program menjadi lebih mudah. Penemuan ini menjadi dasar pengembangan program yang mengarah ke AI.

 Masa - Masa Persiapan AI (1943 - 1956 )
Pada tahun 1943, Warren McCulloch dan Walter Pitt mengemukakan tiga hal : pengetahuan fisiologi dasar dan fungsi sel syaraf dalam otak, analisa formal tentang logika proposisi, dan teori komputasi Turing. Mereka berhasil membuat suatu model sel syaraf tiruan di mana setiap sel syaraf digambarkan sebagai ‘on’ dan ‘off’. Mereka menunjukkan bahwa setiap fungsi dapat dihitung dengan suatu jaringan sel syaraf dan bahwa semua hubungan logis dapat diimplementasikan dengan struktur jaringan yang sederhana.
Pada tahun 1950, Nobert Wiener membuat penelitian mengenai prinsip-prinsip teori feedback. Contoh yang terkenal adalah thermostat. Penemuan ini juga merupakan awal dari perkembangan AI.
Pada tahun 1956, John McCarthy meyakinkan Minsky, Claude Shannon dan Nathaniel Rochester untuk membantunya melakukan penelitian dalam bidang Otomata, Jaringan Syaraf dan pembelajaran intelijensia. Mereka mengerjakan proyek ini selama 2 bulan di Dartsmouth. Hasilnya adalah program yang mampu berpikir non-numerik dan menyelesaikan masalah pemikiran, yang dinamakan Principia Mathematica. Hal ini menjadikan McCarthy disebut sebagai Father of Artifical Intelligent atau Bapak kecerdasan buatan.
Awal Perkembangan AI ( 1952 - 1969 )
Pada tahun-tahun pertama perkembangannya, AI mengalami banyak kesuksesan. Diawali dengan kesuksesan Newell dan Simon dengan sebuah program yang disebut General Problem Solver. Program ini dirancang untuk memulai penyelesaian masalah secara manusiawi.
Pada tahun 1958, McCarthy di MIT Artificial Intelligent Lab Memo No.1 mendefinisikan bahasa pemrograman tingkat tinggi yaitu LISP, yang sekarang mendominasi pembuatan program-pogram AI. Kemudian, McCarthy membuat program yang dinamakan Programs with Common Sense. Di dalam program tersebut, dibuat rancangan untuk menggunakan pengetahuan dalam mencari solusi.
Pada tahun 1959, Nathaniel Rochester dari IBM dan mahasiswa-mahasiswanya mengeluarkan program AI yaitu Geometry Theorem Prover. Program ini dapat mengeluarkan suatu teorema menggunakan aksioma-aksioma yang ada.
Pada tahun 1963, program yang dibuat James Slagle mampu menyelesaikan masalah integral tertutup untuk mata kuliah Kalkulus.
Pada tahun 1986, program analogi buatan Tom Evan menyelesaikan masalah analogi geometris yang ada pada tes IQ.


Perkembangan AI Melambat ( 1966 - 1974 )
Perkembangan AI melambat disebabkan adanya 3 kesulitan utama yang dihadapi AI, yaitu :
Program-program AI yang bermunculan hanya mengandung sedikit atau bahkan tidak mengandung sama sekali pengetahuan (knowledge) pada subjeknya. Program-program AI berhasil hanya karena manipulasi sederhana. Sebagai contoh adalah Weizenbaum’s ELIZA program (1965) yang dapat melakukan percakapan serius pada berbagai topik, sebenarnya hanyalah peminjaman manipulasi kalimat-kalimat yang diketikkan manusia.
Banyak masalah yang harus diselesaikan oleh AI.
Ada beberapa batasan pada struktur dasar yang digunakan untuk menghasilkan perilaku intelijensia.

Kembalinya Jaringan Syaraf Tiruan ( 1986 - Sekarang )
Meskipun bidang ilmu komputer menolak jaringan syaraf tiruan setelah diterbitkannya buku “Perceptrons” karangan Minsky dan Papert, tetapi para ilmuwan masih mempelajari bidang ilmu tersebut dari sudut pandang yang lain yaitu fisika. Para ahli fisika seperti Hopfield (1982) menggunakan teknik-teknik mekanika statistika untuk menganalisa sifat-sifat pentimpanan dan optimasi pada jaringan syaraf. Para ahli psikologi, David Rumelhart dan Geoff Hinton, melanjutkan penelitian mengenai model jaringan syaraf tiruan pada memori.
Pada tahun 1985-an setidaknya empat kelompok riset menemukan kembali algoritma belajar propagasi balik (Black-Propagation Learning). Algoritma ini berhasil diimplementasikan ke dalam bidang ilmu komputer dan psikologi.

Contoh Sistem Cerdas

Speech Recognition  adalah teknologi yang memungkinkan komputer untuk menerima input atau masukan berupa kata-kata yang diucapkan, lalu mengenali kata-kata yang diucapkan  tersebut secara digital lalu mencocokkan sinyal dengan suatu pola tertetu sehingga muncullah tulisan yang berguna sebagai perintah terhadap komputer/teknologi tersebut. Contoh penerapan nya adalah penelusuran suara milik google. Teknologi ini memungkinkan pengguna google untuk mencari informasi yang diinginkan hanya dengan mengucapkan kata atau kalimat yang dimaksud dengan suara yang keras.

Kesimpulan

Sistem cerdas adalah sistem yang dapat mengadopsi sebagaian kecil dari tingkat kecerdasan manusia untuk berinteraksi dengan keadaan eksternal suatu sistem.  Sementara Artificial Intelligence atau AI adalah kemampuan dari sebuah komputer untuk berfikir seperti manusia bahkan lebih baik dibandingkan manusia . Kecerdasan alami dan kecerdasan buatan memiliki kekurangan dan kelebihannya masing-masing. Sejarah AI mengalami naik turun dalam perkembangannya. Dan John McCarthy merupakan bapak dari kecerdasan buatan.



Sumber






Rabu, 02 Mei 2018

KRITERIA DAN ALGORITMA PENJADWALAN PROSES

SISTEM OPERASI
PENJADWALAN PROSES










OLEH :
AHMAD FAIRUS ZABADI (10116356)
BAGAS WAHYU PAMBUKO (11116307)
IMAM MAHDI NASHIF (13116461)
MUHAMMAD FAHRUL ROZY (14116575)
NADA NABILAH (15116240)





SISTEM INFORMASI
UNIVERSITAS GUNADARMA






KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum Wr. Wb
            Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat serta hidayahNya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah Pengantar Organisasi dan Arsitektur Komputer.
            Dalam makalah ini kami membahas tentang operasi unit kendali. Tidak lupa juga kami ucapkan terimakasih kepada Bapak dosen yang telah membimbing kami, sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini. Terimakasih juga kepada semua pihak yang telah memberikan dukungannya kepada kami.
            Kami berharap semoga makalah ini bermanfaat bagi pembaca. Apabila dalam pembuatan makalah ini banyak kesalahan kami minta maaf yang sebesar-besarnya. Kritik dan saran dari pembaca sangat kami harapkan.
Wassalamu’alaikum Wr. Wb








Bogor,  2 Mei 2018
  Penyusun





DAFTAR ISI

Cover  .................................................................................................................................  1
Kata Pengantar ...................................................................................................................  2
Daftar Isi  ............................................................................................................................  3

BAB I PENDAHULUAN

A.    Latar Belakang .......................................................................................................  4
B.     Tujuan .....................................................................................................................  4
C.     Manfaat ...................................................................................................................  4

BAB II PEMBAHASAN

A.    Pengertian Penjadwalan .........................................................................................  5
B.     Kriteria Penjadwalan ..............................................................................................  5
C.    Strategi Penjadwalan ..............................................................................................  6
D.     Algoritma Penjadwalan ..........................................................................................  7

BAB III PENUTUP

A.    Kesimpulan .............................................................................................................  13

DAFTAR PUSTAKA ..............................................................................................  14






BAB I
PENDAHULUAN
A.    Latar Belakang
Penjadwalan merupakan konsep utama dalam multitasking,sistem operasi multi prosesor dan sistem operasi real-time Penjadwalan adalah cara atau metode berbagai proses dilaksanakan pada CPU, dimana biasanya terdapat lebih banyak proses yang dijalankan daripada jumlah CPU yang tersedia. Hal ini diatur oleh software scheduler dan dispatchare.

Tujuan dari multiprogramming adalah untuk memiliki sejumlah proses yang berjalan pada sepanjang waktu, untuk memaksimalkan penggunaan CPU. Tujuan dari pembagian waktu adalah untuk mengganti CPU dantara proses-proses yang begitu sering sehingga user dapat berinteraksi dengan setap program sambil CPU bekerja.
Untuk sistem unipprosesor,tidak akan ada lebih dari satu proses berjalan.
Jika ada proses yang lebih dari itu, yang lainnya akan harus menunggu sampai CPU bebas dan dapat dijadwalkan kembali.


B.      Tujuan Penulisan
1.      Dapat mendeskripsikan pengertin schedulling atau penjadwalan proses.
2.      Dapat mendeskripsikan tentang konsep dasar penjadwalan.
3.      Dapat mengetahui macam-macam strategi penjadwalan.
4.      Dapat mengetahui algoritma penjadwalan.

C.    Manfaat Penulisan
1.      Dapat mendeskripsikan pengertin schedulling atau penjadwalan proses.
2.      Dapat mendeskripsikan tentang konsep dasar penjadwalan.
3.      Dapat mengetahui macam-macam strategi penjadwalan.
4.      Dapat mengetahui algoritma penjadwalan.





BAB II
PEMBAHASAN


A.    Pengertian Penjadwalan Proses
Penjadwalan proses merupakan kumpulan kebijaksanaan dan mekanisme di sistem operasi yang berkaitan dengan urutan kerja yang dilakukan sistem komputer. Penjadwalan bertugas memutuskan :
·          Proses yang harus berjalan
·         Kapan dan selama berapa lama proses itu berjalan.
B.     Kriteria Pengukuran Penjadwalan
Kriteria untuk mengukur dan optimasi kinerja penjadwalan :
1.      Adil (Fairness)
Adil adalah proses-proses diperlukan sama yaitu mendapatkan jatah waktu pemroses yang sama dan tak ada proses yang tidak kebagian layanan pemroses sehingga mengalami startvision. Sasaran pendjadwalan seharusnya menjamin tiap proses mendapat pelayanan dari pemroses yang adil.
2.      Efesiensi (Efficient)
Efesiensi atau utilisasi pemroses dihitung dengan perbandingan (rasio) waktu sibuk pemroses. Sasaran penjadwalan adalah menjaga agar pemroses tetap dalam keadaan sibuk sehingga efesiensi mencapai maksimum. Sibuk adalah pemroses tidak menganggur, termasuk waktu yang dihabiskan untuk mengeksekusi program pemakai dan sistem operasi.
3.      Waktu Tanggap (Response Time)
Waktu tanggap berbeda untuk sistem interaktif dan sistem waktu nyata
·         Sistem interaktif
Waktu tanggap dalam sistem interaktif didefinisikan sebagai waktu yang dihabiskan dari saat karakter terakhir dari perintah dimasukkan atau transaksi sampai hasil pertama muncul dilayar (terminal). Waktu tanggap ini disebut terminal response time.
·         Sistem waktu nyata
Pada sistem waktu nyata, waktu tanggap didefinisikan sebagai waktu dari saat kejadian (internal atau
eksernal) sampai instruksi pertama rutin layanan yang dimaksud dieksekusi, disebut event response
time. Sasaran pendjadwalan adalah meminimalkan waktu tanggap.
4.      Waktu Penyelesaian (TurnaroundTime)
Turnaround time adalah waktu yang dihabiskan dari saat program mulai masuk ke sistem sampai proses diselesaikan sistem. Waktu yang dimaksud adalah waktu yang dihabiskan dalam sistem, diekspresikan sebagai jumlah waktu eksekusi dan waktu menunggu, yaitu:
Turn Arround Time = waktu eksekusi + waktu tunggu
Sasaran penjadwalan adalah meminimalkan turnaround time.
5.      Throughtput
Throughtput adalah jumlah kerja yang dapat diselesaikan dalam satu unit waktu. Cara untuk mengekspresikan throughput adalah dengan jumlah job pemakai yang dapat dieksekusi dalam satu unit/interval waktu. Sasaran penjadwalan adalah memaksimalkan jumlah job yang diproses per satu interval waktu. Lebih tinggi angka throughput, lebih banyak kerja yang dilakukan sistem. Kriteria-kriteria tersebut saling bergabung dan dapat pula saling bertentangan sehingga tidak dimungkinkan optimasi semua kriteria secara simultan.
Contoh :
Untuk memberi waktu tanggap kecil memerlukan penjadwalan yang sering beralih diantara proses-proses itu. Cara ini meningkatkan overhead sistem dan mereduksi throughput. Kebijaksanaan perancangan penjadwalan melibatkan kompromi diantara kebutuhan-kebutuhan yang saling bertentangan. Kompromi ini bergantung sifat dan penggunaan sistem komputer.
C.    Strategi Penjadwalan
Terdapat dua strategi penjadwalan, yaitu:
1.      Penjadwalan nonpreemptive
Begitu pemroses diberi jatah untuk memroses maka proses tidak dapat diambil alih oleh pemroses lain sampai proses itu selesai.
2.      Penjadwalan preemptive
Saat proses diberi jatah waktu pemroses maka pemroses dapat diambil alih proses lain sehingga proses disela sebelum selesai dan harus dilanjutkan menunggu jatah waktu pemroses tiba kembali pada proses itu.

Penjadwalan preemptive berguna pada sistem dimana proses-proses yang mendapat perhatian tanggapan pemroses secara cepat. Misalnya :
·         Pada sistem waktu nyata, kehilangan interupsi (yaitu interupsi tidak segera dilayani) dapat berakibat fatal.
·         Pada sistem interaktif/time-sharing, penjadwalan preemptive penting agar  dapat menjamin waktu tanggap yang memadai.Penjadwalan preemptive bagus, tapi tidak tanpa ongkos. Perlaihan proses (yaitu proses beralih ke proses lain) memerlukan overhead (karena banyak tabel yang dikelola). Agar preemptive efektif, banyak proses harus berada di memori utama sehingga proses-proses tersebut dapat segera running begitu diperlukan. Menyimpan banyak proses tak running benar-benar di memori merupakan suatu overhead tersendiri.
D.     Algoritma Penjadwalan
Penjadwalan berkaitan dengan permasalahan memutuskan proses mana yang akan dilaksanakan dalam suatu sistem.Proses yang belum mendapat jatah alokasi dari CPU akan mengantri di ready queue.Berfungsi untuk menentukan proses manakah yang ada di ready queue(antri) yang akan di eksekusi oleh CPU
Terdapat banyak algoritma penjadwalan ,baik nonpreemptive maupun preemptive.
Algoritma-algoritma yang menerapkan strategi nonpreemptive:
1.      FIFO (First In First Out)
FIFO adalah akronim untuk First In, First Out (Pertama Masuk, Pertama Keluar), sebuah abstraksi yang berhubungan dengan cara mengatur dan memanipulasi data relatif terhadap waktu dan prioritas. Ungkapan ini menggambarkan prinsip teknik pengolahan antrean atau melayani permintaan yang saling bertentangan dengan proses pemesanan berdasarkan perilaku first-come, first-served (FCFS): di mana orang-orang meninggalkan antrean dalam urutan mereka tiba, atau menunggu giliran satu di sebuah sinyal kontrol lalu lintas.
2.      SJF (Shortest Job First)
Mekanismenya adalah menjadwalkan proses dengan waktu jalan terpendek lebih dulu sampai selesai, sehingga memberikan efisiensi yang tinggi dan turn around time rendah. Dalam artian waktu yang digunakan saat program (job) mulai masuk ke system sampai proses diselesaikan system, membutuhkan waktu yang singkat. Shortest Job First (SJF) bisa dikatakan algoritma penjadwalan yang optimal dengan rata-rata waktu tunggu yang minimal.
3.      HRN (Highest Ratio Net)
Penjadwalan HRN merupakan:
·         Penjadwalan non-preemptive
·         Penjadwalan berprioritas dinamis
Penjadwalan ini juga untuk mengkoreksi kelemahan SJF. HRN adalah strategi penjadwalan nonpreemptive dengan prioritas proses tidak hanya pada waktu layanan tapi juga jumlah waktu tunggu proses.

Prioritas dinamis HRN dihitung berdasarkan rumus:
Prioritas = (Waktu tunggu + waktu layanan) / waktu layanan
Karena waktu layanan muncul sebagai pembagi maka proses yang lebih pendek mempunyai prioritas yang lebih baik. Karena waktu tunggu sebagai pembilang maka proses yang telah menunggu lebih lama juga mempunya kesempatan lebih bagus untuk memperoleh layanan pemrosesan.

Disebut HRN (High Response Next) karena waktu tanggap adalah waktu tunggu + waktu layanan. Ketentuan HRN adalah untuk memperoleh waktu tanggap tertinggi yang harus dilayani.
4.      MFQ (Multiple Feedback Queue)
Algoritma ini mirip sekali dengan algoritma multilevel queue. Perbedaannya ialah algoritma ini mengizinkan proses untuk pindah antrian. Jika suatu proses menyita CPU terlalu lama, maka proses itu akan dipindahkan ke antrian yang lebih rendah. Hal ini menguntungkan proses interaksi karena proses ini hanya memakai waktu CPU yang sedikit. misalnya pada contoh berikut.
·         Semua proses yang baru datang akan diletakkan pada queue 0 ( quantum= 8 ms).
·         Jika suatu proses tidak dapat diselesaikan dalam 8 ms, maka proses tersebut akan dihentikan dan dipindahkan ke queue 1 ( quantum= 16 ms).
·         Queue 1 hanya akan dikerjakan jika tidak ada lagi proses di queue 0, dan jika suatu proses di queue 1 tidak selesai dalam 16 ms, maka proses tersebut akan dipindahkan ke queue 2.
·         Queue 2 akan dikerjakan bila queue 0 dan 1 kosong, dan akan berjalan dengan algoritma FCFS.
Disini terlihat bahwa ada kemungkinan terjadinya perpindahan proses antar queue, dalam hal ini ditentukan oleh time quantum, namun dalam praktek penerapannya, algoritma multilevel feedback queue mendefinisikan terlebih dahulu parameter-parameternya, yaitu:
·         Jumlah antrian.
·         Algoritma internal tiap queue.
·         Aturan sebuah proses naik ke antrian yang lebih tinggi.
·         Aturan sebuah proses turun ke antrian yang lebih rendah.
·         Antrian yang akan dimasuki tiap proses yang baru datang.
Contoh:
Terdapat tiga antrian; Q1=10 ms, FCFS Q2=40 ms, FCFS Q3=FCFS proses yang masuk, masuk ke antrian Q1. Jika dalam 10 ms tidak selesai, maka proses tersebut dipindahkan ke Q2. Jika dalam 40 ms tidak selesai, maka dipindahkan lagi ke Q3. Berdasarkan hal-hal di atas maka algoritma ini dapat digunakan secara fleksibel dan diterapkan sesuai dengan kebutuhan sistem. Pada zaman sekarang ini algoritma multilevel feedback queue adalah salah satu yang paling banyak digunakan.
Algoristma-algoritma yang menerapkan strategi preemptive:
1.      RR (Round Robin)
Penjadwalan Round-Robin merupakan penjadwalan preemptive, namun proses tidak di-preempt secara langsung oleh proses lain namun oleh penjadwal berdasarkan lama waktu berjalannya suatu proses maka penjadwalan ini disebut preempt-by-time.

Semua proses dianggap penting dan diberi sejumlah waktu pemroses yang disebut kwanta (quantum) atau time-slice tempat proses itu berkalan. Proses berjalannya selama 1 kwanta, kemudian penjadwal akan mengalihkan kepada proses berikutnya, juga untuk berjalan satu kwanta, begitu seterusnya sampai kembali pada proses pertama dan berulang.


2.      SRTF (Shortest Remaining Time First)
Perbedaan SRTF dengan SJF:
·         Pada SJF, begitu proses dieksekusi, proses dijalankan sampai selesai.
·         Pada SRTF proses sedang berjalan (Running) dapat diambil alih oleh proses baru dengan sisa waktu jalan yang diestimasi lebih rendah.

Kelemahan:
SRTF mempunyai overhead yang lebih besar dibandingkan SJF. SRTF memerlukan penyimpanan waktu layanan yang telah dihabiskan proses dan kadang-kadang harus menangani peralihan.
Secara teoritis SRTF memberi waktu tunggu minimum tapi karena adanya overhead peralihan maka pada situasi tertentu SJF bisa memberi kinerja yang lebih baik dibanding SRTF.
3.      PS (Priority Schedulling)
Priority Scheduling Merupakan algoritma penjadwalan yang mendahulukan proses yang memiliki priortas tertinggi.
Prioritas dapat diberikan secara :
·         Prioritas Statis
Prioritas statis berarti prioritas tak berubah
Keunggulan: mudah diimplementasikan dan mempunyai overhead relatif kecil
Kelemahan: penjadwalan tak tanggap terhadap lingkungan yang mungkin menghendaki penyesuaian prioritas.
·         Prioritas dinamis
Merupakan mekanisme menanggapi perubahan lingkungan sistem beroperasi. Prioritas awal diberikan ke proses mungkin hanya berumur pendek setelah disesuaikan ke nilai yanglebih tepat sesuai lingkungan.Kelemahan dari prioritas dinamis adalah  Implementasi mekanisme prioritas dinamis lebih kompeks dan mempunyai overhead lebih besar. Overhead ini diimbangi dengan peningkatan daya tanggap sistem.
Contoh penjadwalan berprioritas:
Proses-proses yang sangat banyak operasi I/O menghabiskan kebanyakan waktu menunggu selesainya operasi I/O. Proses-proses ini diberi prioritas sangat tinggi sehingga begitu proses memerlukan pemroses segera diberikan, proses akan segera memulai permintaan I/O berikutnya hingga mengakibatkan proses blocked menunggu selesainya operasi I/O. Dengan demikian pe mroses dapat dipergunakan proses-proses lain. Proses-proses I/O bound berjalan paralel bersama proses-proses lain yang benar-benar memerlukan pemroses, sementara proses-proses I/O bound itu menunggu selesainya operasi DMA.

Proses-proses yang sangat banyak operasi I/O kalau harus menuggu lama untuk memakai pemroses (karena prioritas rendah) hanya akan membebani meori karena harus disimpan tanpa perlu prosesproses itu dimemori karena tidak selesai-selesai menunggu operai I/O dan menunggu jatah pemroses.
Keunggulan penjadwalan prioritas biasanya memenuhi kebijaksanaan yang ingin mencapai maksimasi suatu kriteria yang diterapkan.
4.      GS (Guaranteed Schedulle)
Penjadwalan ini memberikan janji yang realistis (memberi daya pemroses yang sama) untuk membuat dan menyesuaikan performance adalah jika ada N pemakai, sehingga setiap proses (pemakai) akan mendapatkan 1/N dari daya pemroses CPU. Untuk mewujudkannya, sistem harus selalu menyimpan informasi tentang jumlah waktu CPU untuk semua proses sejak login dan juga berapa lama pemakai sedang login. Kemudian jumlah waktu CPU, yaitu waktu mulai login dibagi dengan n, sehingga lebih mudah menghitung rasio waktu CPU. Karena jumlah waktu pemroses tiap pemakai dapat diketahui, maka dapat dihitung rasio antara waktu pemroses yang sesungguhnya harus diperoleh, yaitu 1/N waktu pemroses seluruhnya dan waktu pemroses yang telah diperuntukkan proses itu.

Rasio 0,5 berarti sebuah proses hanya punya 0,5 dari apa yang waktu CPU miliki dan rasio 2,0 berarti sebuah proses hanya punya 2,0 dari apa yang waktu CPU miliki. Algoritma akan menjalankan proses dengan rasio paling rendah hingga naikketingkat lebih tinggi diatas pesaing terdekatnya. Ide sederhana ini dapat diimplementasikan ke sistem real-time dan memiliki penjadwalan berprioritas dinamis.





BAB III
KESIMPULAN

Penjadwalan proses yaitu kumpulan kebijaksanaan dari mekanisme sistem operasi yang berkaitan dengan urutan kerja yang di lakukan oleh sistem komputer. Pada sistem komputer terdapat beberapa bentuk penjadwalan : admission (pintu masuk kesistem ), memori, dan CPU scheduler. Penjadwalan CPU menyangkut penentuan proses-proses yang ada dalam ready queue yang di alokasikan pada CPU.



SUMBER PUSTAKA

http://lilyaulia0105.blogspot.co.id/2017/01/kelompok-3-penjadwalan-proses.html
https://paninalone.wordpress.com/2010/10/10/algoritma-penjadwalan-dari-multiple-feedback-queue-mfq/
https://id.wikipedia.org/wiki/FIFO