Definisi Audit Sistem Informasi:
Audit sistem informasi atau Information System Audit disebut
juga EDP Audit (Electronc Data Processing Audit) atau computer audit merupakan
suatu proses dikumpulkannya data dan dievakuasinya bukti untuk menetapkan
apakah suatu sistem aplikasi komputerisasi sudah diterapkan dan menerapkan
sistem pengendalian internal yang sudah sepadan, seluruh aktiva dilindungi
dengan baik atau disalahgunakan dan juga terjamin integritas data, keandalan
dan juga efektifitas dan efisiensi penyelenggaraan informasi berbasis komputer.
Audit sistem informasi merupakan gabungan dari berbagai macam ilmu, antara lain
traditional audit, manajemen sistem informasi, sistem informasi akuntansi, ilmu
komputer, dan behavioral science. Menurut Ron Weber (2010) audit sistem
informasi adalah proses pengumpulan dan penilaian bukti–bukti untuk menentukan
apakah sistem komputer dapat mengamankan aset, memelihara integritas data,
dapat mendorong pencapaian tujuan organisasi secara efektif dan menggunakan
sumberdaya secara efisien. Beberapa aspek yang diperiksa pada audit sistem
informasi seperti efektifitas, efisiensi, availability system, reliability,
confidentiality, dan integrity, aspek security, audit atas proses, modifikasi
program, audit atas sumber data, dan data file.
Faktor-faktor yang mendorong pentingnya kontrol dan audit
sistem informasi (Weber, 2006) adalah :
- Mendeteksi agar komputer tidak dikelola secara kurang
terarah.
- Mendeteksi resiko kehilangan data.
- Mendeteksi resiko pengambilan keputusan yang salah akibat
informasi hasil proses sistem komputerisasi salah/lambat/tidak lengkap.
- Menjaga aset perusahaan karena nilai hardware, software dan
personil yang lazimnya tinggi.
- Mendeteksi resiko error komputer.
- Mendeteksi resiko penyalahgunaan komputer (fraud).
- Menjaga kerahasiaan
- Meningkatkan pengendalian evolusi penggunaan komputer
Tujuan audit sistem informasi menurut Ron Weber secara
garis besar yaitu:
Pengamanan Aset. Aset informasi suatu perusahaan seperti
perangkat keras (hardware), perangkat lunak (software), sumber daya manusia, file
data harus dijaga oleh suatu sistem pengendalian internal yang baik agar tidak
terjadi penyalahgunaan aset perusahaan. Dengan demikian sistem pengamanan aset
merupakan suatu hal yang sangat penting yang harus dipenuhi oleh perusahaan.
Menjaga Integritas Data. Integritas data (data integrity)
adalah salah satu konsep dasar sistem informasi. Data memiliki atribut-atribut
tertentu seperti: kelengkapan, kebenaran, dan keakuratan. Jika integritas data
tidak terpelihara, maka suatu perusahaan tidak akan lagi memilki hasil atau
laporan yang benar bahkan perusahaan dapat mengalami kerugian.
Efektifitas Sistem. Efektifitas sistem informasi perusahaan
memiliki peranan penting dalam proses pengambilan keputusan. Suatu sistem
informasi dapat dikatakan efektif bila sistem informasi tersebut telah sesuai
dengan kebutuhan user.
Efisiensi Sistem. Efisiensi menjadi hal yang sangat penting
ketika suatu komputer tidak lagi memilki kapasitas yang memadai atau harus
mengevaluasi apakah efisiensi sistem masih memadai atau harus menambah sumber
daya, karena suatu sistem dapat dikatakan efisien jika sistem informasi dapat
memenuhi kebutuhan user dengan sumber daya informasi yang minimal.
Tujuan Audit Sistem Informasi dapat dikelompokkan ke
dalam dua aspek utama dari ketatakelolaan IT, yaitu :
Conformance(Kesesuaian) – Pada kelompok tujuan ini audit
sistem informasi difokuskan untuk memperoleh kesimpulan atas aspek kesesuaian,
yaitu : Confidentiality (Kerahasiaan), Integrity (Integritas), Availability
(Ketersediaan) dan Compliance (Kepatuhan).
Performance(Kinerja) – Pada kelompok tujuan ini audit sistem
informasi difokuskan untuk memperoleh kesimpulan atas aspek kinerja, yaitu :
Effectiveness (Efektifitas), Efficiency (Efisiensi), Reliability (Kehandalan).
Adapun tujuan yang lain adalah :
- Untuk memeriksa kecukupan dari pengendalian lingkungan,
keamanan fisik, keamanan logikal serta keamanan operasi sistem informasi yang
dirancang untuk melindungi piranti keras, piranti lunak dan data terhadap akses
yang tidak sah, kecelakaan, perubahan yang tidak dikehendaki.
- Untuk memastikan bahwa sistem informasi yang dihasilkan
benar-benar sesuai dengan kebutuhan sehingga bisa membantu organisasi untuk mencapai
tujuan strategis.
- Dalam melaksanakan Audit sistem informasi, seorang auditor
harus memastikan tujuan-tujuan berikut ini terpenuhi.
- Perlengkapan keamanan melindungi perlengkapan komputer,
program, komunikasi, dan data dari akses yang tidak sah, modifikasi, atau
penghancuran.
- Pengembangan dan perolehan program dilaksanakan sesuai
dengan otorisasi khusus dan umum dari pihak manajemen.
- Modifikasi program dilaksanakan dengan otorisasi dan
persetujuan pihak manajemen.
- Pemrosesan transaksi, file, laporan, dan catatan komputer
lainnya telah akurat dan lengkap.
- Data sumber yang tidak akurat. atau yang tidak memiliki
otorisasi yang tepat diidentifikasi dan ditangani sesuai dengan kebijakan
manajerial yang telah ditetapkan.
- File data komputer telah akurat, lengkap, dan dijaga
kerahasiaannya.
Audit
sistem informasi dapat digolongkan dalam tipe atau jenis-jenis audit sebagai
berikut :
Audit Laporan Keuangan (Financial Statement Audit) dalah
audit yang dilakukan untuk amengetahui tingkat kewajaran laporan keuangan yang
disajikan oleh perusahaan (apakah sesuai dengan standar akuntansi keuangan
serta tidak menyalahi uji materialitas). Apabila sistem akuntansi organisasi
yang diaudit merupakan sistem akuntansi berbasis komputer, maka dilakukan audit
terhadap sistem informasi akuntansi apakah proses/mekanisme sistem dan program
komputer telah sesuai, pengendalian umum sistem memadai dan data telah
substantif.
Audit Operasional (Operational Audit) adalah audit terhadap
aplikasi komputer terbagi menjadi tiga jenis, antara lain:
Post implementation Audit(Audit setelah implementasi)
Auditor memeriksa apakah sistem-sistem aplikasi komputer
yang telah diimplementasikan pada suatu organisasi/perusahaan telah sesuai
dengan kebutuhan penggunanya (efektif) dan telah dijalankan dengan sumber daya
optimal (efisien). Auditor mengevaluasi apakah sistem aplikasi tertentu dapat
terus dilanjutkan karena sudah berjalan baik dan sesuai dengan kebutuhan
usernya atau perlu dimodifikasi dan bahkan perlu dihentikan. Pelaksanaan audit
ini dilakukan oleh auditor dengan menerapkan pengalamannya dalam pengembangan
sistem aplikasi, sehingga auditor dapat mengevaluasi apakah sistem yang sudah
diimplementasikan perlu dimutakhirkan atau diperbaiki atau bahkan dihentikan
apabila sudah tidak sesuai kebutuhan atau mengandung kesalahan.
Concurrent audit(audit secara bersama) adalah auditor
menjadi anggota dalam tim pengembangan sistem (system development team). Mereka
membantu tim untuk meningkatkan kualitas pengembangan sistem yang dibangun oleh
para sistem analis, designer dan programmer dan akan diimplementasikan. Dalam
hal ini auditor mewakili pimpinan proyek dan manajemen sebagai quality
assurance.
Concurrent Audits(audit secara bersama-sama) adalah auditor
mengevaluasi kinerja unit fngsional atau fungsi sistem informasi
(pusat/instalasi komputer) apakah telah dikelola dengan baik, apakah kontrol
dalam pengembangan sistem secara keseluruhan sudah dilakukan dengan baik,
apakah sistem komputer telah dikelola dan dioperasikan dengan baik.